YouTube Transcript:
ILMU INI JARANG YANG PUNYA - BUYA ARRAZY HASYIM #ceramah #tasawuf
Skip watching entire videos - get the full transcript, search for keywords, and copy with one click.
Share:
Video Transcript
View:
Ini roh setan, ini roh iblis, ini roh
jin, ini ruh orang mati, ini roh baginda
sallallahu alaihi wasallam. Itu mudah
cara ceknya. Siapa bilang susah? Yang
bilang susah enggak ngaji
tasawuf. Untuk apa kita ngaji kitab
tasawuf selama itu punya mursyid
sebanyak itu? Kalau enggak tahu juga
caranya apa? Tugas kalbu tasdik, taslim.
Tasdik, mempercayai, taslim menerima.
Percaya saja bahwa kalam guru kita
bersumber dari gurunya, dari gurunya,
dari Rasulullah sallallahu alaihi
wasallam. Jumpa beliau pasti hak.
Percaya aja, enggak usah mikir
banyak-banyak. Pikiran di sini, tasdik
di sini. Maka tasdik ujungnya
berpikir. Sudah baru baca ilahi
anta. Orang main baca-baca aja kalbunya
belum aktif. Qbunya masih mati, qbunya
masih tidur. Sudah baca ilahi anta
maksudi. Ya Allah, hanya Engkau
maksudku. Ah, ni perhatikan ya. Saya
dulu juga ngejek sufi, ngejek orang
maulidan. Sekarang penikmat
maulid. Kalau udah mahal qiam senang
kita ya. Dulu masyaallah kalau ada mahal
qiam ngapain lah orang ini khurafat?
Jadi hijab pertama yang harus dilewati
hijab apa? Angan-angan. Maka rasakan
guru di
hadapan.
Sudah. Sekarang hijab kedua, hijab
nafs. Ego
aku. Apa bahasa ego?
Aku. Aku ingin
jumpa. Aku. Aku wiridnya banyak. Masa
enggak jumpa. Aku mursyidnya banyak
ingin dapat ijazah. Aku aku aku. Ah itu
aku level yang parah itu agak rendah
dikit,
Pak. Zikir disuruh sama kiai nih. Ni
amalkan 1000 kali zikir apa? Selawat
Nurzati. Yah 1000 kali. Dimulailah
karena patuh kepada Romo Kiai zikir.
Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad
Nur baru 20 lihat tasbih.
Ya Allah, pegal ya Allah. Ya, mulai
kesemutan tubuh yang zahir mengaku
mengatakan, "Ya Allah, aku
capek. Ya Allah, mata mulai ngantuk
enggak? Kalau zikiran, wiridan mulai
ngantuk enggak?" Ngantuk? Ah, itu aku
ego. Ini kalau bisa
dilewati baru tembus ke dalam kalbu.
dipastikan jumpa dengan yang tadi
diniatkan. Ini perhatikan niat bukan
pada fikrah. Niat bukan pada nafs. Aniah
fil qulub. Niah itu di dalam kalbu. Maka
jika disebut innamal a'malu bin niat,
amal itu yang dipandang Allah apa yang
diniatkan di kalbu bukan yang dilafazkan
di lisan. Maka ada wali sekali baca
setara 1000 karena dia baca dengan
kalbunya. Kita baca 1000 baru masuk ke
hati. Ini contoh di tarekiat lain
seperti Sid Ahmad Tijani. Dia bilang,
"Siapa yang baca selawat A, kita enggak
usah sebut setara dengan baca selawat
dalail 70.000
kali." Ini omongan kan bahaya kalau kita
enggak paham.
Kalian baca dalail kata beliau, tapi
hatinya enggak nyambung sama pikirannya,
fikrahnya. Baca 70.000 juga enggak ada
manfaatnya. Tapi baca selawat
al-Fatih kalbunya tidak lagi terganggu
oleh hawa nafsu dan pikiran sudah masuk
ke dalam sirnya. Barulah setara dengan
70.000.
Terus gimana cara ngelawan nafs ini, ego
ini? Nah, kembali ke hadis yang lama.
Hadis ini dinukil Imam Ghazali meskipun
hadisnya
difil ibrah boleh
dipakai. Falamma khalaqallahun nafs.
Tatkala Allah menciptakan namanya ego,
nafs, keakuannya makhluk.
Maka si akunya makhluk, si nafsunya
makhluk
ini berdialog. Kalau diriwayat itu Allah
yang berkalam, tapi di sir yang kita
terima itu roh yang berkalam. Kata roh
kepada nafsu. Wahai
nafsu, menghadaplah kepadaku. Kata
nafsu, "Man anta?" Kamu siapa
suruh-suruh aku?
Begitu enggak? Ada yang begitu enggak?
Mohon maaf nih, Bapak Ibu, kalau
cangkirnya belum
dikosongkan, bawa tareqat lain, ijazah
lain datang ke sini. Sedangkan Romo Kiai
Huda tarikatnya Sazili. Bapak, Ibu
mungkin TQN ke Naksqsobandiyah
Khalidiyah kayak Khalwatiah, kayak
Samaniah kalau datang ke sini
begini bukan begini, Pak.
Nah, kenapa? Karena masih cangkirnya ada
isinya belum dibuka, belum
ditosongkan. Itu ego. Ego merasa sudah
punya wirid. Apalagi sudah dapat ijazah
dari seorang mursyid. Uh,
duduknya dadanya
membusung, merasa dirinya sesuatu. Nah,
ini yang tadi disinggung oleh beliau di
awal.
Ini juga mengganggu orang
wiridan. Apalagi datang ke sini mau cek
ini sunah apa bidah. Ini sunah apa
bidah? Ah. Ah. Ini enggak sesuai nih.
Ini keluar dari manhaj
aswajani. Datangnya bukan mau cari ke
al-Haq. Datangnya mencari kesalahan.
Mohon maaf yang enggak punya
kesalahan wali apa nabi?
Yang enggak punya
kesalahan nabi. Kalau wali ada kesalahan
enggak? Situ sudah wali belum?
Kalau kita ini belum layak disebut wali,
ada salah enggak?
Kalau dicari-cari kesalahan ada enggak?
Maka kalau kita masih mencari-cari
kesalahan orang itu egonya jadi hijab.
Apalagi mencari kesalahan guru. Baru
saja membayangkan, merasakan guru di
hadapan, terbayang juga semua
kesalahannya. Enggak sukses-sukses
zikirnya. Sudah, sudah. Oke. Maka ulama
kita bagi nafs itu ada tujuh. Ah, ini
pembahasan sudah banyak yang mengkaji
nafs amarah, nafs mulhamah, nafs ya apa?
ee mutmainah terus radiah mardhiah,
insan kamil dan lain sebagainya. Saya
enggak usah bahas itu. Sudah kita putus
jalan cepat saja ya.
Ya. Sekarang baru masuk ke dalam
kalbu kalb yang mati Bapak Ibu yang
mati. Kullu
nafsin
zaqatul maut. Setiap
nafs merasakan mati. Jadi yang mati
siapa?
Nafs. QBU mati enggak? QBU mati itu di
saat orang masih hidup tapi dia menolak
kebenaran kalbunya
mati. Berarti untuk bab ini jangan
aktifkan fikrah, aktifkan kalbu. QBU itu
tugasnya cuma dua tasdik.
Taslim apa? Tugas kalbu tasdik. Taslim
tasdik mempercayai, taslim
menerima. Percaya saja bahwa kalam guru
kita bersumber dari gurunya. Dari
gurunya, dari Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam. Jumpa beliau pasti hak.
Percaya aja, enggak usah mikir
banyak-banyak. Pikiran di sini, tasdik
di sini. Maka tasdik ujungnya
berpikir sudah baru baca ilahi
anta. Orang main baca-baca aja kalbunya
belum aktif. Qbunya masih mati. Qbunya
masih tidur. Sudah baca ilahi anta
maksudi. Ya Allah hanya Engkau maksudku.
Ah, ni perhatikan.
Perhatiin. Ternyata berniat jumpa
arwah-arwah juga enggak
boleh. Tujuan kita hanya Al
Allah.
Berarti kalau ingin
jumpa, perjumpaan itu hanya dengan satu
niat. Niatnya memperkuat rasa bertuhan
kepada Allah. Subhanahu wa taala.
Kalamkan yang dikalamkan Sayidina
Ibrahim. Apa kata Allah ketika beliau
meminta sesuatu? Kaifa tuhyil mauta?
Bagaimana engkau menghidupkan yang mati?
Dijawab oleh Allah tabaraka wa taala,
"Awalam tukmin." Apa kamu kurang
percaya? Jawaban Sayidina
Ibrahimna qbi hanya supaya menenangkan
hatiku ya Allah. Jadi kalau berperang di
hatinya, "Ya Allah, aku hanya bertujuan
kepadamu, tapi aku rindu jumpa rohaniah
guruku. Rindu jumpa kakekku, ibuku,
ayahku." Terus
gimana? Namun rindu ini ya Allah
bukanlah tujuanku. Tujuanku hanya
Engkau. Namun supaya hatiku tenang ya
Allah, kasih jualah ya Allah. Gitu pasti
dikasih sama Allah. Masa enggak dikasih.
Namun Allah kasih kapan, Bapak,
Ibu? Kapan Allah kasih? Jika
angan-angannya sudah
habis. Ini syarat wajib. Kita punya
sahabat-sahabat yang berzikir itu kalau
angan-angannya masih aktif enggak bisa
tembus. Enggak bisa tembus.
Ya. Jadi ada salah satu sahabat
kita dianggap orang enggak pernah
kasyaf. Orang-orang itu lapor ke saya.
Sianu enggak pernah kasaf, Bu. Ya. Saya
bilang, "Oh, tenang. Kamu kan enggak
tahu dia siapa."
Saya kalamkan ke orang
ini, "Syekh, ente kalau zikir
angan-angannya tutup, habiskan." Sehabis
angan-angan itulah kasyaf
pertama. Kasyaf itu ilmiah, Bapak, Ibu.
ilmiah bisa
dimasukin. Oleh karena itu antara
halusinasi
setan, antara halusinasi pikiran, antara
angan-angan pikiran, keinginan-keinginan
nafsu dengan nuraniah, nurnya kalbu itu
mudah cara ceknya. Mudah sekali. Ini roh
setan, ini roh iblis, ini roh jin, ini
roh orang mati, ini roh baginda
sallallahu alaihi wasallam. Itu mudah
cara ceknya. Siapa bilang
susah? Yang bilang susah enggak ngaji
tasawuf. Untuk apa kita ngaji kitab
tasawuf selama itu punya mursyid
sebanyak itu? Kalau enggak tahu juga
caranya, ah susah, Ustaz. Susah ente
pakai
ini karena kurang tasdik.
Maka ada tarekat namanya. Ini
canda-candaan orang-orang ini, Pak.
Tareqat ngintil. Tahu
enggak? Tareqat ngintiliah. Udah apa kat
guru ikut aja
gitu. Kenapa mereka merasa gurunya di
hadapan? Tapi kalau masih gimana
caranya? Yang ngomong gimana?
Siapa? Bagaimana caranya?
Saya mau tanya, lebih mulia
wali atau
syahid? Hm. Gimana?
Gimana? Orang syahid belum tentu
makrifat, Pak. Cuma dia tasdik aja sama
gurunya. Bilang berjuang, berjuang. Ini
gurunya wali yang ngajarin ilmu untuk
bisa syahid. Lebih mulia mana?
Wahl lah ini ajar
Click on any text or timestamp to jump to that moment in the video
Share:
Most transcripts ready in under 5 seconds
One-Click Copy125+ LanguagesSearch ContentJump to Timestamps
Paste YouTube URL
Enter any YouTube video link to get the full transcript
Transcript Extraction Form
Most transcripts ready in under 5 seconds
Get Our Chrome Extension
Get transcripts instantly without leaving YouTube. Install our Chrome extension for one-click access to any video's transcript directly on the watch page.
Works with YouTube, Coursera, Udemy and more educational platforms
Get Instant Transcripts: Just Edit the Domain in Your Address Bar!
YouTube
←
→
↻
https://www.youtube.com/watch?v=UF8uR6Z6KLc
YoutubeToText
←
→
↻
https://youtubetotext.net/watch?v=UF8uR6Z6KLc